Pages

Friday, February 13, 2015

Surat Cinta Kepada Bahagia

Halo.
Aku masih sama seperti awal kita bertemu, masih saja canggung memulai berbicara denganmu. Entah apa tapi senang, bingung, semuanya bercampur jadi satu. Sebenarnya banyak yang ingin aku bicarakan tapi kata seakan sulit untuk keluar karena bahagianya saat bersamamu. 
Hanya ada kita dan semesta.

Bagaimana kabarmu hari ini? Aku harap kau baik-baik saja, jauh lebih baik dari detik sebelumnya.
Tenang, aku juga baik-baik saja walaupun pernah lebih baik daripada sekarang.

Kepada satu nama yang selalu menyempurnakan bahagiaku setiap harinya, kamu.

Bagiku cinta ialah bagian dari Tuhan yang tak terpisahkan.
Dan mencintaimu? Ialah keikhlasan untukku menyerahkan raga, jiwa, tenaga, seluruh bagian hidupku untuk kita bersama.
Mungkin banyak orang yang bilang "hidup tak melulu soal orang yang dicintai". 
Tapi bagiku, mencintaimu adalah hidupku.
Denganmu adalah apa yang kujaga untuk kita selalu ada. Maafkan jika aku begitu gigih memintal sabar untuk mempertahankan rasa.
Aku pun tak tahu, jika kau di sana menginginkan hal yang sama ataukah penat dengan kebodohanku yang itu-itu saja.

Jika memang kita adalah sebuah tujuan, bersediakah kau bunuh jarak, jeda, ego di antara samudera hidupmu, kemudian menjadikan aku satu-satunya laki-laki yang tak akan berhenti bersyukur hadirmu di sini?

Sayang,
sedang apa kau disana?
masih berteman riuh suasana di dalam rumahmu? aku selalu merindukan itu.
sebenarnya tidak hanya itu.
setiap kau lepas dari pandangan mataku, aku seketika terhujam rindu.
ya mungkin aku berlebihan, tapi itulah yang aku rasakan.
ingin selalu kurentangkan tanganku untuk menyambut tubuhmu ke dalam pelukku.
aku tak mau melewatkan satupun detak jantungmu, ia adalah melodi paling indah yang bisa kurasakan disepanjang hidupku.

Tuhan seakan sedang sombong ketika menciptakanmu
Ia membuat mahakarya yang tiada duanya.
gerai rambut yang terurai jatuh mengkuti takdir gravitasi bumi,
mata dengan lensa yang selalu bisa membuat aku mabuk kepayang karena tatapnya,
belum selesai dengan itu, Tuhan semakin sombong dengan menciptakan simpul senyum di bibirmu.
sempurna!

aku bahagia
aku bahagia
aku bahagia
aku siap untuk mencintai tanpa tapi, namun dengan meskipun.

sayang,
tak kutemukan apapun dalam kepalaku yang cukup baik untuk kubahasakan dan kukatakan kepadamu, bahkan "aku mencintaimu" tak lagi cukup hebat untuk mengutaraan perasaanku.
cintaku seakan lebih egois dari dua kata itu.

aku ingin kamu
ada dalam sepasang lenganku
sampai kapanpun

kau tahu
aku tetap bisa merasa cukup
bahkan ketika aku kelaparan
atau ketika aku miskin dan kedinginan

sebab mudah saja
aku hanya perlu mengingatmu
lebih jauh
lebih jauh
lebih jauh
seutuh-utuhnya

dengan itu
aku merasakan apapun
yang diajaibkan cinta
---kecukupan kehangatan dan kaya akan cinta, misalnya.

sayang,
we got old and got used to each other. we think alike. we read each others minds.
we know that the other wants without asking
sometimes we irritate each other a little bit. Maybe sometimes we take each other of granted.
you still fascinate and inpire me. You influence me for the better.
you are the object of my desire

i love you so unlimited


aku tak mampu berkata apa-apa lagi,
sayang, terimakasih kau telah menyempurnakan hidupku.
bahagia adalah kamu.
 

dari aku yang bahagia karenamu,

---Davish Kevin

0 comments:

Post a Comment